Jumat, 21 Agustus 2009

PERANG BADAR bag-2

Uppss…

Sedang dimuat…

Jangan kemana-mana…

Tunggu saja sambil membaca yang lainnya…

Arsip blog Yang ada di sebelah kanan silakan dibaca bolak-balik supaya paham…

Kalau tidak ketemu… Dengarkan saja radionya disini ni…!

Atau kalau Anda mau baca artikel keislaman yang bagus disini ni…!

PERANG BADAR bag-1

Tulisan ini diambil dari rubrik Tinta Emas Radio FAJRI 91.4 FM

Tinta Emas kali ini mengisahkan kegemilangan kaum muslimin dalam penumpasan kaum musyrik yang terjadi pada bulan ramadhan, ketika keadaan kaum muslimin sedang melaksanakan ibadah shaum, yaitu tepatnya dalam perang badar.

Kaum muslimin terlihat sangat semangat dan gigih dalam menegakan agama islam walau pun pada saat itu dalam bulan ramadhan.

Sebelum perang badar pecah, kaum muslimin yang berada di Kota Madinah berlatih agar mereka tidak lagi dilecehkan oleh kaum musyrik. Selain itu juga agar orang musyrikin maupun kabilah-kabilah lainnya sadar akan kekuatan Islam yang selama ini tersebunyi. Inilah yang sekiranya dapat menggetarkan mereka sehingga mereka tidak menyerang umat Islam di Kota Madinah.

Lebih dari itu, hal ini agar masyarakat Quraisy paham bahwa orang-orang Muhajirin yang selama ini lari dari tekanan penindasan bukanlah pada posisi yang lemah dan hina. Namun kini mereka telah berubah menjadi satu komunitas yang kuat yang mampu menggetarkan dan patut diperhitungkan.

Rasulullah saw segera melatih para sahabatnya dan mengutus mereka untuk melakukan pengintaian di sekitar Kota Madinah secara berkala. Tujuannya adalah sebagai latihan, eksplorasi, dan persiapan peperangan.

Sebelum pecah perang pertama antara kaum Quraisy dengan kaum Muslimin di Badr, Rasulullah saw memerintahkan dan mengajarkan kepada para sahabatnya untuk melakukan pengintaian atau mematai-matai gerak gerik musuh dengan cara rahasia. Melalui cara dan taktik yang tidak diketahui oleh pihak musuh, sehingga cara ini kemudian dipakai dalam teknik peperangan selanjutnya.

Target pertama adalah pengintaian dan penyamaran ke daerah Waddan dan Abwa. Di daerah Waddan ini, mereka berhasil melakukan hubungan rahasia dengan pihak Bani Dhomroh dan melakukan kerjasama untuk menghadapi kaum musyrik Quraisy Mekkah. Dalam melakukan pengintaian pertama ini Rasulullah ikut bersama para sahabat.

Kemudian dalam pengintaian kedua ditugaskan kepada Hamzah bin Abdul Muthalib bersama dengan pembantunya menuju ke Laut Merah, tempat jalur perdagangan yang dilalui orang Mekkah ke Syria. Seterusnya pengintaian ketiga, Rasulullah saw menugaskan kepada Ubaidah bin al-Harist dengan disertai pembantunya menuju ke Mekkah. Guna melihat dan mengawasi gerak-geraik musuh di Mekkah.

Lalu pengintaian rahasia keempat, menuju ke Buwwath untuk mengecek dan mengawasi gerak-gerik satu kekuatan Quraisy yang dipimpin oleh Umayyah bin Khalf. Dalam pengintaian rahasia ini Rasulullah saw ikut serta bersama mereka.

Kemudian dilanjutkan dengan pengintaian rahasia kelima, ke daerah Usyairah. Dimana secara diam-diam Rasulullah saw dapat bertemu dengan kaum dari Bani Mudhij untuk mengadakan pembicaraan dan mengikat kerjasama untuk menghadapi kaum Quraisy. Seterusnya dilakukan pengintaian keenam, ketika didengar berita ada pasukan Kurz bin Jabir al Fihri melakukan kegiatan pengrusakan di wilayah kekuasaan Madinah disekitar daerah Shafwan, lalu Rasulullah saw mengeceknya, ternyata memang benar, hanya Kurz bin Jabir al Fihri sempat keluar dari wilayah Madinah.

Kemudian pengintaian ketujuh, Rasulullah menugaskan kepada Sa'ad bin Abi Waqqas untuk mengecek dan mengawasi atas kembalinya Kurz bin Jabir al Fihri ke wilayah Madinah. Seterusnya pengintaian kedelapan, Rasulullah saw menugaskan Abdullah bin Jahsy untuk mengintai dan mengawasi gerak-gerik musuh di daerah Nakla antara Mekkah dan Tha'if.

Dengan adanya pengajaran ini, terlihat bahwa Rasulullah adalah seorang yang sangat pandai dalam mengatur strategi perang, sehingga dengan pertolongan dari Allah setiap komando yang beliau lakukan selalu menuai keberhasilan, serta dikarenakan kepatuhan kaum muslimin kepada Rasulullah saw.

Sebelum perang badar pecah, prediksi Rasulullah saw dan para sahabat tentang kaum musyrikin benar-benar menjadi sebuah kenyataan. Tak lama setelah beliau menetap di Kota Madinah, orang-orang musyrikin di bawah pimpinan Kurz bin Jabir Al-Fihry melakukan penyerangan terhadap ladang penggembalaan hewan milik orang Madinah dan merampas beberapa ekor unta dan kambing milik kaum muslimin.

Rasulullah saw pun segera bergerak untuk mengusir agresor tersebut dan merebut kembali unta maupun kambing milik kaum muslimin yang sempat mereka rampas. Pasukan perang kaum muslimin di bawah pimpinan Rasulullah saw ketika itu bergerak sampai ke daerah Wadi Sufyan, dekat dengan Badar. Namun demikian mereka tidak dapat mengejar agresor musyrikin sehingga mereka pun harus kembali tanpa ada peperangan.

Perang Badar yang meletus antara kaum muslimin dan orang-orang musyrik adalah sebelumnya dipicu oleh beberapa sebab yang muncul dari kaum musyrikin itu sendiri, di antaranya adalah Adanya Pengusiran Kaum Muslimin dari Kota Mekkah Serta Perampasan Harta Benda Mereka.

Genderang perang terhadap kaum muslimin sebenarnya sudah ditabuh oleh orang-orang musyrikin sejak Rasulullah saw mengumandangkan risalah dakwah yang beliau bawa. Mereka menghalalkan darah kaum muslimin dan harta benda mereka di kota Makkah, khususnya terhadap orang-orang Muhajirin. Mereka rampas rumah dan kekayaan kaum Muhajirin.

Kaum muslimin pun melarikan diri dan menukarnya dengan keridhoan Allah swt. Orang kafir Quraisy merampas dan menguasai harta benda Shuhaib sebagai imbalan diizinkannya ia untuk berhijrah ke Madinah. Mereka juga menduduki rumah-rumah dan peninggalan kaum muslimin yang ditinggal oleh pemiliknya.

Sebab kedua adalah karena Penindasan Terhadap Umat Islam Hingga Kota Madinah. Apa yang dilakukan orang Quraisy terhadap umat Islam ternyata tidak hanya ketika mereka berada di Kota Makkah. Di bawah pimpinan Kurz bin Habbab Al-Fihri, mereka memprovokasi kaum musyrikin lainnya untuk menyerang, menteror, dan menguasai harta benda milik kaum muslimin yang ada di Kota Madinah sebagaimana yang terjadi pada Perang Badar Shughra.

Oleh karena itu, sudah sewajarnya apabila orang-orang musyrik menerima balasan atas semua permusuhan dan penindasan mereka terhadap umat Islam. Mereka begitu sadar bahwa banyak kepentingan dan hasil perdagangan mereka yang akan berpindah ke tangan orang-orang Islam di sana, selain bahwa itu juga Islam telah memiliki pasukan dan wilayah yang mampu memberikan perlawanan atas kewenang-wenangan, menegakkan kebenaran dan menumbangkan kebatilan meskipun orang-orang yang berhati durjana tidak menyukainya.

Perbuatan orang-orang musyrik terhadap kaum muslimin sangat menghambat laju dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Demikianlah detik-detik menjelang pecahnya perang badar yang terjadi antara kaum musyrik Quraisy dan kaum muslimin.

Lalu, apa yang dilakukan oleh Rasulullah untuk menghadapi perlakuan kaum musyrik quraisy tersebut...? Temukan jawabannya dalam jalannya perang badar episode kedua dalam Tinta Emas berikutnya.

Nah Penasaran kan… Pengen dengar kisahnya…? Dengarkan saja radionya disini ni…!

Senin, 17 Agustus 2009

Gerakan Kebangkitan

(Hasmi.org) Di tengah-tengah keterpurukan umat di zaman ini, muncullah suatu fenomena yang sangat menggembirakan yaitu lahirnya pergerakan-pergerakan (harokah-harokah) Islamiyah yang berusaha menyelamatkan umat dari keterpurukannya serta menjayakan umat untuk kemudian bisa melaksanakan peranannya sebagai kholifah di muka bumi ini.

Namun karena disebabkan beberapa faktor yang tak mungkin terhindarkan, gerakan-gerakan itu akhirnya berjalan sendiri-sendiri dan mempunyai manhaj (metode) perjuangan yang berbeda-beda pula. Hanya saja unsur kesadaran yang sangat tinggi atas perlunya perjuangan, yang memotivasi lahirnya gerakan-gerakan itu, adalah suatu hal yang sangat menggembirakan dan patut disyukuri.

Di samping usaha-usaha Islami dari gerakan-gerakan Islamiyyah yang bersifat luas dan bermuatan kebangkitan yang tinggi, ada pula usaha-usaha lainnya yang sejalan, namun tidak sama dalam sifat (keluasan) dan muatannya. Walaupun tidak bisa diandalkan untuk melahirkan suatu kebangkitan, akan tetapi pengaruh positifnya dalam mencegah melajunya kemerosotan pun tidak bisa disangkal. Contoh dari usaha-usaha seperti ini misalnya pengajian-pengajian Islami, ceramah-ceramah, penulisan buku-buku Islami dan lain-lainnya. Tidak masuknya usaha-usaha ini dalam kategori bermuatan kebangkitan dikarenakan beberapa sebab, di antaranya (ketika) dilakukan secara parsial, tidak terorganisir, tidak mempunyai tujuan-tujuan strategis yang tertata serta meluas dalam menghadapi realita keterpurukan. Ditambah lagi dengan "kekurangpekaan" dalam membaca realita.

Kembali kepada perbedaan "metode perubahan" atau "manhaj taghyir" (yaitu jalan yang dipilih untuk mewujudkan perubahan ke arah yang terbaik). Perbedaan manhaj pada gerakan-gerakan itu umumnya disebabkan oleh perbedaan pandangan tentang "hakikat keterpurukan" dan "sebab-sebab keterpurukan serta akibatnya". Secara global ada tiga "pandangan dan solusi" yang menjadi dasar penentuan manhaj atau jalan atau strategi setiap gerakan dalam bekerja menuju tujuan.

A. Pandangan pertama :

Bahwasanya umat hanya mengalami keterpurukan duniawi yaitu keterbelakangan pada mayoritas bidang kehidupan. Kemudian keterbelakangan ini melahirkan keterpurukan-keterpurukan lainnya seperti kemiskinan dan kelemahan sampai kepada pembantaian di mana-mana. Menurut pandangan ini, semua itu tidak ada hubungannya dengan keterpurukan ruhani yang dibeberkan di dalam pembahasan ini.

Sebab dari keterpurukan duniawi menurut penganut pandangan ini adalah kepincangan dalam memenej umat dan solusinya adalah memperbaiki menejemen ruhani yang mereka anggap harus diterima sebagai suatu bentuk keragaman (pluralitas) dan warna-warninya kehidupan. Pandangan ini tidak akan melahirkan "usaha-usaha Islami". Karena itu strategi pelaksanaannya tidak masuk dalam pembahasan ini.

B. Pandangan Kedua :

Pandangan ini mengakui adanya dua keterpurukan, ruhani dan duniawi. Para penganut pandangan ini berbeda pendapat dalam menilai bobot masing-masing keterpurukan. Ada yang memberi bobot lebih besar kepada keterpurukan ruhani dan ada pula yang membesarkan keterpurukan duniawi. Malah ada organisasi yang berpendapat bahwa keterpurukan terbesar adalah keterpurukan pemikiran dan politik. Hanya saja semua mereka sependapat bahwa penyebab semua ini adalah tidak dimenejnya umat dengan sistim Islami atau dengan kata lain "tidak adanya negara Islam" baik dalam taraf nasional, maupun internasional (khilafah).

Tsaqofah mereka terkonsentrasi pada "wajibnya mendirikan negara Islam" yang setelah berdiri akan melahirkan "kejayaan umat". Solusinya adalah berdirinya negara Islam. Karena itu penganut pandangan ini berusaha keras untuk menggenggam tampuk kekuasaan dan mencurahkan seluruh potensi yang dimiliki untuk mencapainya. Strategi ini kita namakan strategi tampuk kekuasaan. Dalam menentukan strategi mencapai tujuan, secara global para penganut pandangan ini terbagi dalam dua kelompok yang sama besarnya:

1. Kelompok pertama :

Kelompok ini memilih Jalan Politik Parlementer untuk mencapai tampuk kekuasaan.

2. Kelompok kedua :

Kelompok ini memilih jalan kekerasan yaitu menggulingkan penguasa setempat untuk mendirikan negara Islam.

Catatan :

Adapun Hizbut Tahrir yang telah menyatakan organisasinya sebagai sebuah organisasi (partai?) politik dan bukan organisasi dakwah, serta memilih strategi tampuk kekuasaan, telah menolak jalan politik parlementer. Akan tetapi posisinya dari jalur kekerasan tidaklah jelas. Yang jelas mereka tidak mempunyai kegiatan kekerasan. Jadi strategi Hizbut Tahrir tidak cukup jelas untuk bisa dikategorikan di salah satu dari dua strategi dari pembahasan ini.

C. Pandangan ketiga :

Pandangan ini adalah rangkuman dari butir-butir berikut :

  • Keterpurukan ruhani yang ada di negeri ini, sudah mencapai taraf yang sangat dahsyat dan mengerikan. Keterpurukan ruhani ini telah melahirkan keterpurukan duniawi dan memperparahnya.
  • Kebodohan adalah sebab utama dan terbesar dalam mengantarkan umat pada keterpurukan ruhani ini.
  • Walaupun mendirikan negara Islam memang suatu kewajiban yang besar, akan tetapi tidak bisa didirikan di atas keterpurukan ruhani yang sedahsyat ini, seperti tidak mungkinnya membangun istana di atas rawa.
  • Yang sangat mengerikan menurut pandangan ini adalah keterpurukan di akhirat yang diakibatkan oleh keter-purukan ruhani tersebut. Butir ini adalah dasar utama dalam menentukan strategi perubahan menurut pandangan ini.

Mereka yang meyakini pandangan ini memilih jalan dakwah sebagai "strategi menuju perubahan".
Straregi ini kita namakan "Strategi Dakwah".

Dust Is My Bed

Dust is my bed, embraces me and it's my cover now
The sand surrounds me even behind my back
And the grave tells a dankness of my affliction
And the brightness draws a line
Where is my family's love? They sold my loyalty!
And where is my group of friends? They left my brotherhood!
Where is the bliss of money? It's behind my back now
And my name (reputation) where is it shine between praises
This is my end and this is my bed

And love farewells its longing and my elegizing cried
And the tears went dry after crying
And the universe became narrow and so is my space
And the grave became my ground and sky
This is my end and this is my bed

Fear fills my estrangement and sadness is my illness
I expect firmness and I swear it's my cure
And for Allah i pray faithfully, you are my hope
Allah! I desire heaven, to find bliss in it

And for Allah i pray faithfully, you are my hope
Allah! I desire heaven, to find bliss in it

Sirotul Mustaqim (Jalan yang Lurus)

Sirotul mustaqim adalah sebuah ungkapan atau istilah yang disebut di banyak ayat Al Qur'an Al Karim. Secara bahasa, sirot berarti jalan yang mudah dilalui, sedangkan arti dari mustaqim adalah yang lurus, serta tidak bengkok dan cacat.

Para ulama telah banyak membahas dan menjelaskan tentang makna sirotul mustaqim. Ibnu Katsir rahimahullah menukil atsar (perkataan) para sahabat dan tabi’in ketika menjelaskan sirotul mustaqim. Di antara mereka ada yang menyatakan bahwa sirotul mustaqim adalah Islam, ada yang menyatakan sirotul mustaqim adalah al-haqq (kebenaran), lainnya lagi berkata bahwa sirotul mustaqim adalah Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya, Abu Bakar dan ‘Umar radhiyallahu'anhuma.

Kemudian Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

Semua pendapat tersebut di atas adalah benar, bahkan saling melengkapi. Karena setiap yang mengikuti Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya berarti telah mengikuti kebenaran, dan barangsiapa yang mengikuti kebenaran maka ia telah mengikuti Islam, dan barangsiapa yang mengikuti Islam berarti ia telah mengikuti al-Qur’an, yaitu kitabulloh yang teguh dan jalan-Nya yang lurus.”

Kesimpulannya, sirotul mustaqim adalah Islam yang utuh dan murni tanpa penambahan, pengurangan ataupun perubahan.

Keterpurukan

Realita keterpurukan ruhani di negeri kita pun sudah sangat mengerikan dan sudah banyak berpotensi mengundang azab dari Alloh swt. Bahkan azab-azab itu memang sudah berdatangan bertubi-tubi bagaikan gelombang lautan yang terus menerus bergantian menghempas pantai.

Bukankah kita dapati banyak sekali "tuhan-tuhan palsu" yang dinobatkan untuk diibadahi oleh banyak orang? Kuburan-kuburan tempat berdo'a, pohon-pohon tempat bermohon, keris-keris yang dipelihara karena mengharapkan penjagaannya, simbol-simbol yang dipasang di atap-atap rumah untuk menolak bahaya dan lain-lain.

Bukankah semua kita tahu bahwa figur fiktif yang mungkin juga adalah seorang makhluk halus dan diberi nama Nyi Roro Kidul dipuja banyak orang dan dipersembahkan untuknya sesajen-sesajen?

Bukankah sampai sekarang ruwatan desa atau kampung dengan mempersembahkan sesajen kepada para "penguasa gaib" masih terus berjalan dari waktu ke waktu demi "menyelamatkan" desa atau kampung? Sedangkan secara teori kita sudah mengikrarkan bahwa tidak ada tuhan yang sebenarnya selain Alloh swt dan ditangan-Nya lah semua keputusan. Dia-lah satu-satunya yang berkuasa menentukan apa saja di bumi ini, tiada tuhan selain Dia!.

Bukankah sihir, yang tak mungkin didapat tanpa menyembah setan, banyak sekali menyebar di pelosok-pelosok negeri? Bahkan media televisi kita yang cukup banyak, gemar sekali menampil-kan tayangan-tayangan kesyirikan. Media-media cetak kita memasang iklan-iklan penawaran pelayanan-pelayanan mistik dan semua media memuat ramalan-ramalan nasib manusia di masa depan, suatu kesyirikan menandingi Alloh swt di ilmu gaib-Nya dan masih banyak dan banyak sekali yang semacam itu. Semua ini menunjukkan adanya kepercayaan batil yang sangat bertentangan dengan kebenaran dan bertentangan dengan kemuliaan manusia. Inilah biang segala keterpurukan !!.

Tidak heran bila pada masyarakat yang mana akal dan pikiran-nya demikian, kita dapati banyak sekali pelanggaran-pelanggaran susila dari pameran aurat wanita sampai pada perzinaan. Korupsi besar-besaran yang semakin lama semakin marak, narkoba dan miras yang semakin turun lapangan penggunaannya mengarah ke tingkat anak-anak SD.

Semua itu keterpurukan ruhani yang akan mengakibatkan keterpurukan jasmani (duniawi) dan keterpurukan akhirat kelak, yaitu ancaman siksa pedih dan abadi di akhirat nanti.

Adapun bencana-bencana yang bermunculan akibat pelanggaran tersebut sudah bukan rahasia lagi. Tentunya buku setebal apapun tidak akan cukup jika kita ingin mencatat semua musibah yang menimpa negeri ini walaupun hanya sejak kemerdekaan sampai akhir abad ke-20 lalu saja. Di antara rentang waktu antara kembalinya Sekutu tak lama setelah proklamasi kemerdekaan sampai pemberontakan-pemberontakan yang banyak menelan harta dan jiwa yang tak terhitung banyaknya sampai krisis moneter di penghujung abad ke-20 itu, banyak sekali musibah-musibah berupa bencana-bencana alam yang saling susul menyu-sul. Bencana-bencana yang tambah cepat jarak waktu dari satu ke yang lainnya terus berdesakan sejak kita memasuki abad ke-21 ini. Di antaranya Tsunami yang menelan lebih dari dua ratus ribu jiwa dan memporak-porandakkan habis-habisan sebagian dari negeri ini.

Goyangan-goyangan gempa yang mematikan dan letusan-letusan gunung-gunung berapi yang membakar anak-anak bangsa hidup-hidup serta melenyapkan harta benda milik mereka yang tersisa hidup. Banjir yang bukan hanya menghancurkan banyak dari infra struktur negeri ini, akan tetapi juga menjadikan para korban yang masih hidup terpaksa menyandang profesi baru sebagai pengemis, karena kehilangan harta milik mereka. Jatuhnya pesawat terbang dengan korban-korbannya, kebakaran yang seakan-akan tak kan pernah berhenti, sampai-sampai terjadi di atas laut yang luas, membakar kapal berpenumpang penuh. Sampai sekarang samudra masih terus menggertak dan menakut-nakuti kota Jakarta dengan banjir yang muncul dari waktu ke waktu. Seakan-akan memberi peringatan bahwa amarahnya sudah mendekati batas maksimal. Seakan terdengar lamat-lamat geretakan gigi-gigi nya, sambil bergumam mengancam: "Aku sudah siap, tinggal menunggu perintah Tuhanku!".

Lalu... Lapindo... ya Rawa Lapindo yang sangat aneh! Tidak bisa dicerna oleh akal secara jelas! Menelan korban harta yang tak terhitung banyaknya, terus merayap entah bagaimana jadinya.

Inilah biang segala keterpurukan !!. Sadarlah…

Mari Meniti Jalan Keselamatan

Sirotul mustaqim... ya... Sirotul mustaqim..! Jalan yang lurus... itulah jalan keselamatan.

Begitulah Alloh swt menamakan jalan satu-satunya yang harus dititi untuk “sampai” kepada Nya. Jalan yang lurus, yang tidak berkelok-kelok dan yang tidak bercabang-cabang, adalah jalan yang terdekat dan termudah untuk mencapai tujuan.

Sirotul mustaqim... suatu jalan yang lurus penuh rahmat dan selaras dengan fitrah manusia yang menjadi dasar susunan jiwa dan tubuh manusia. Selain jalan ini semua jalan-jalan lainnya adalah jalan kesengsaraan di dunia dan di akhirat.

Sirotul mustaqim... jalan satu-satunya yang mengantarkan penitinya ke gerbang-gerbang surga yang abadi. Mengantarkan penitinya ketempat pertemuan dengan Pencipta jiwa dan raga manusia. Pencipta Yang Maha Agung Maha Rahim dan Maha Indah tak terhingga. Pertemuan yang merupakan puncak kebahagiaan yang tak berpuncak. Kebahagiaan abadi... yang tiada tara..

Bertemu dengan Alloh swt di akhirat nanti, “bertetangga” dengan-Nya di surga-surga yang indah… memandang wajah-Nya Yang Maha Indah tak terhingga... adalah kebahagiaan abadi tiada tara, tak kan pernah berakhir atau tersisipi kepahitan sedikit pun...

Kebahagiaan, kesenangan dan kelezatan bertemu dan memandang wajah Alloh swt adalah suatu kebahagiaan yang jauh melebihi kenikmatan-kenikmatan istana-istana emas di dalam surga, sungai-sungainya yang bermacam-macam, pohon-pohon nan rindang, bebuahan yang sangat lezat, kesehatan dan kekuatan yang langgeng abadi, menikmati keelokan bidadari jelita bagi kaum pria dan menjadi lebih cantik dari bidadari bagi kaum wanita yang akan mendapatkan suaminya sebagai seorang suami yang tampan luar biasa dan mempunyai kekuatan seratus kali kekuatan laki-laki dunia serta kenikmatan-kenik-matan luar biasa yang tidak terhitung banyaknya.

Bertemu dengan Alloh swt dan memandang wajah-Nya jauh lebih besar dari semua itu.

Surga dengan segala kenikmatannya yang tak terhingga itu hanyalah tempat bertemu dengan-Nya dan tempat penantian pertemuan dari waktu ke waktu. Tidak ada jalan lain untuk bisa mencapai surga dan bisa bertemu dengan Alloh swt selain Sirotul mustaqim, sebab Alloh swt berada di Sirotul mustaqim! Tidak bisa dijumpai di jalan lain.! Jalan lurus yang titik mulanya adalah mengikrarkan syahadatain dan akhirnya tertambat di pintu-pintu surga. Itulah Islam! Ya.. Islam yang murni dan bukan Islam yang palsu. Islam yang bersih, bukan Islam yang terpolusi berat!.